Tanah yang ku injak ini adalah tanah buaian
Selalu mendendangkan syair-syair surgawi
Bersenandung menghibur diri yang terhimpit
Alam yang selalu mengguncang bumi
Pembawa gairah kehidupan
Pembangkit keterpurukan dalam jurang kenistaan
Dua puluh menit aku luangkan waktu
Untuk menunggu esok mencari kepingan-kepingan cahaya
Yang dapat menerangi kegelapan jiwa dalam lubang penantian
Menginjakan kaki di tanah buaian
Seperti pasukan semut yang berduyun membangun istana
Mencairkan segala kebekuan akal yang mencari hikmah abadi
Meneteskan setiap embun keyakinan pada keringnya daun hati
Oh waktu ... kenapa kau cepat berlalu
Hingga esok pun selalu ingin cepat tiba
Menitipkan pesan ilahi yang terbiaskan kata
Kata yang selalu terdiam dan terpana
Hingga deburan air di luasnya samudera menghantam karang
Aku terdiam terpenjara dalam lamunan kerinduan menunggu esok
Walau waktu tinggal beberapa menit lagi
Takkan kubiarkan waktu ini menjadi hampa tanpa kehadiran Nya
yang selalu menggemgamku dalam buaian Rahman Rahim Nya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment