sebenarnya, kau bukan temanku
dan memang tak layak aku jadi temanmu
mungkin aku hanya layak jadi kenalanmu
aku telah menjadi debu yang menempel di wajahmu
lalu kau basuh selepas pulang dari kerja
karena enggan debu ini merusakkan keaggunan wajahmu
hanya karena ketidaktauan si-debu saja
seolah-olah ia diterima dengan lapang
lalu berbesar diri bahwa ia diterima dengan lapang
namun dibelakang, debu tetap di basuh oleh air dan sabun
bahkan ditambahi pelembab bahkan pewangi
katamu dalam hatimu
"maaf.. tak ada waktu untuk berdebat ... kata hatimu
jika memang debu yang menempel diwajahmu
tak perlu kau berdebat
bersihkan saja..
karena debu memang kotor
meski belum tentu najis"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment