entah ranting mana yang kau jadikan pijakan
setelah sekian lama saling mengenali
kiranya layak dipanggil apa hubungan kita
awalnya aku mengira bahwa engkau seperti angin
meski tak pernah terlihat namun tetap terasa
saat membelai maupun menampar
alasan apa yang perlu aku buat
agar tetap mempertahankan semua ini
saat kau pulang.. kau pun lupa aku
aku mati dalam akal dan hatimu
bersama komputer yang kau matikan selepas pulang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment