pagi tadi, aku hanya bisa tersenyum
sembunyi dalam diam namun tak membisu
terngiang aku mengenang adik-adikku
melihat anak-anak kecil menari
saat ku mulai beredar menjemput sekuntum harapan
pagi tadi, matahari mencoba melelehkan kebekuan tubuh
karena kebekuan malam telah menjadi teman teristimewa
dengan sandaran dinding kamar dan lantai sebagai alas
segelas teh manis sebagai teman dan buku sebagai aduan
pagi tadi, aku masih mengingat hujan turun begitu derasnya
menambah dingin suasana, namun senyuman ini semakin nyata
ini mungkin jadi salah satu alasan aku untuk mengingatnya
karena deklarasinya telah ia kumandangkan dengan lantang
bersama kibaran bendera penuh gelora di langit hati
pagi tadi, aku hanya bisa tersenyum
sembunyi dalam diam namun tak membisu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment